Sabtu, 16 Februari 2013

Racun itu ada dalam dirimu,,




Namanaya Susan, parasnya cantik, menikah dengan Bondet , pekerjaanyapun mapan dan tinggal bersama mertua dan kebetulan suaminya anak tunggal . Punya mertua yang menurut Susan cerewet, suka mengatur dan suka ngomel. Susan menjalani hidup rumah tangga sudah melewati tahun pertama belum juga dikaruniai anak yang bisa meramaikan rumah tangganya.

Setiap hari Susan menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, kebetulan sejak menikah dia berhanti bekerja, semua urusan rumah tangga dia kerjakan, mulai dari membersihkan rumah, memasak , memcuci dan lai -lain, bukan Susan namanya jika tak mengeluh, ceroboh, lalai dan lainnya, tiap hari pasti ada saja yang tak beres, piring pecah, gelas pecah, setrika tak licin dst. Dan setiap hari pula mertuanya mengomelinnya, menurut mertuanya seorang istri harusnya bisa menguasai urusan rumah tangga dengan baik. Susan selalu membantah apa yang dikatakan metuanya, menurutnya apa yang selama ini dia kerjakan tidak ada yang benar, suaminya hanya bisa diam , tak menyalahkan ibunya ataupun istrinya.

Suatu hari saking kesalnya sama mertua, timbullah niat jeleknya, dia mendatangi orang pintar yang dianggap bisa mengurangi bebannya. Sesampai ditempat orang pintar tersebut diapun meceritakan semuanya dan meminta pada orang pintar tersebut "racun" agar mertuanya cepat mati. Sang orang pintarpun manggut-manggut mendengarkannya. Setelah selesai bercerita dan maksud kedatangannya , Orang pintar tersebut terdiam sejenak, kemudian masuk kedalam ruangan obat dan memberi Susan sebotol kecil yang kata orang tersebut adalah racun, cukup dimasukkan dalam makanan yang dimakan mertuanya dan harus berhati-hati ketika memberikannya tak boleh ada yang tahu, disarankan juga agar selama pemberian racun itu Susan harus bersikap baik, lemah lembut selama masa pemberian obat tersebut, jika suatu saat terjadi sesuatu dengan mertuanya orang lain tidak curiga  Akhirnya Susanpun pulang, sesampai dirumah dilaksanakan segera perintah dari orang pintar tersebut.

Pekerjaan yang dilakukan Susan setiap hari dikerjakan dengan baik, tanpa keluh, dan hati-hati, tak ada lagi barang pecah, rumah bersih setiap hari, masakan pun tiap hari selalu berbeda dan enak. Diapun bersikap manis, ramah, tidak cerewet, tidak ngomel ataupun marah sama mertua. Setiap hari diapun menyuapi mertuanya dengan kasih sayang. Semakin hari mertuapun semakin sayang , nggak cerewt lagi, nggak ngomel , malah memuiji setiap pekerjaan yang dikerjakan Susan. Sang mertua selalu membangga-banggakan Susan kepada tetangga, keluarga besarnya, kerabat maupun teman. Susan dibuat keheranan, akhirnya luluh juga hatinya dia menganggap mertuanya seperti ibu kandungnya sendiri, tak tega dia menyakiti mertuanya yang usianya sudah memasuki senja.

Diapun mendatangi kembali orang pintar tersebut, memohon untuk menghentikan racun yang merasuk kedalam mertuanya, dia menceritakan semuanya sambil menangis. Orang pinter tersenyum mendengar cerita Susan. Diapun berkata ," Susan, satu-satunya racun yang pernah ada adalah ada dijalan pikiranmu, racun itu sebenarnya ada dalam pikiranmu, tapi kini racun itu sudah tidak ada lagi, kamu tahu? apa  yang kamu berikan pada mertuamu adalah vitamin penguat, agar mertuamu tetap sehat".

Apa yang sebenarnya menurutmu tidak baik adalah baik buatmu. Sebenarnya mertuamu telah mengajari bagaimana mengerjakan pekerjaan dengan benar dan sepenuh hati Bekerja tanpa keluh kesah dan ikhlas, sabar dalam menghadapi problem rumah tangga, mertuamu mengajarkan yang terbaik, bagaimana menjadi istri yang baik, jangan pernah menjelajahi pikiran orang lain, itu adalah tindakan bodoh. Mengasihi orang lain dengan ikhlas, menyayangi dengan dengan tulus, dampaknya baik pula buat diri kita, semua akan terasa menyenangkan, membahagiakan, hatipun akan riang. Jangan sedikitpun menyimpan amarah, kebencian, dendam, prasangka buruk, justru itu akan meracuni dirimu sendiri. itulah kata-kata yang diucapkan sang orang pintar kepada Susan.

Susanpun menangis menyesal dan meminta maaf terhadap mertua dan suaminya, selama ini telah berbuat tidak baik, mengecewakan keluarganya, bahkan menyia-yiakan mertuanya.Dia erjanji untuk tidak mengulanginya lagi , berjanji menjadi istri yang baik dan menantu yang baik pula, menyayangi dengan sepenuh hati, dan bertobat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar