Jumat, 22 Februari 2013

Mancing




Dari tadi kulihat kakakku sibuk sendiri nyiapin pancing, hari ini dua temennya datang.

"kak, mau mancing dimana? boleh ikut ya?", memohon sama kakak agar diperbolehkan ikut, kakak asik aja ngelanjutin kerjaannya, tanpa menoleh ke aku dia berkata

"nggak boleh!!, ini urusan laki-laki, kamu dirumah bantuin ibu", jawabnya ketus

" udah beres semua kak", sambil ngikuti kakak dari belakang kemanapun dia pergi

"nggak!!!!!!", jawabnya sambil teriak

akhirnya aku diam sambil melihat bagaimana dia pasang pancing, umpan, kakak mancing disungai sebelah rumah, ayah marah kalo ketauan aku main kesungai, sungainya dalam, orang-orang didesa kami menyebutnya wadung, mugkin ayah takut kalo jatuh dan tenggelam nggak ada yang nolongin, kalo disumber sekitar sungai masih boleh, airnya jernih, banyak ikannya, banyak batu-batuan, tapi jarang pula sering terlihat ular berkeliaran. merekapun berangkat, sedang aku dan adik mainan sendiri dirumah, tap lama-lama bosan juga.

"dek, kita mancing yuk?", kataku sambik berbisik ketelinga adek takut ayah sama ibu dengar

"tapi nggak punya pancing kak", diapun berbisik bicara padaku

" ini mata kail pancing kakak ada yang jatuh, kakak sembunyiin, kita tinngal nyari bambunya aja", akupun merayu adekku agar mau bantuin nyari bilah bambu, akhirnya kami dapat dengan cara menarik satu bilah yang jadi pagar ladang jagung dibelakang rumah, tapi bukan ladang kami itu milik tetangga kami. tinngal nyari senarnya, adek masuk kerumah mengambil senar kakak. tinggal nyari umpannya, aku dan adek nyari cacing dibelakang rumah, dirasa sudah cukup semua kami berangkat melalui ladang jagung, sampai disana kuliat kakak dan teman-temannya asik ngorol sambil mancing. melihat kedatangan kami kakak teriak

"jangan mancing disini, sana jauh,,,awas kalo berisik ikannya nggak mau makan umpan, dai tadi disini belum dapat ikan", kata dia manyun

kami menjauh cari tempat yang nyaman dibawah pohon mangga, satu persatu kailpun dilempar kesungai, belum sampai 15 menit ada yang nyangkut dikail, adekpun teriak

"kak,,,ada yang nyangkut nih", katanya kegirangan

akupun membantu menarik kail,

uupppppppppssssssssssssssssss, seekor ikan kutuk seukuran lengan anak bayi kena perangkap, au sibuk melepaskan dari mata kail sedang adek bertugas menjaga ikan hasil tangkapan kami biar nggak lepas. kakak-kakak melihat kami yang kegirangan senyum-senyum kecut. begitu seterusnya umpan dipasang dilempar kesungai, sampai akhirnya kami dapat 4 ekor, kami rasa cukup akhirnya kami pulang, tap kakak sam teman-temannya masih melanjutkan mancingnya karena belum dapat satu ekorpun.

sampai dirumah bingung mo diapain , m bangunin ayah sama ibu nggak berani, akhirnya ikan-ikan itu kami bakar, adek yang bikin bara apinya, sedangkan aku sibuk membersihkan ikannya, setelah siap semua dipanggangnya ikan-ikan tersebut, tanpa nasi kami santap bareng-bareng, semua sudah beres, sudah dibesihkan, kami langsung mandi. tak berapa lama kuliat kakakku pulang dengan loyo

"kenapa kak? dapat ikannya", kataku berusaha menyapa kakak yang wajahnya ditekuk-tekuk, kakak menggelengkan kepala. aku dan adek tertawa melihatnya,,,,,,,mending kami kak kail pancingnya terbuat dari bilah bambu pagar, daripada kail kakak yang bagus ntuh,,,hihihihi, merasa diledikin kakak langsung masuk kamar. kami berdua senyum-senyum melihatnya, haaaaaaa kenyang ,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar